Quick Notice

on facebook : "sarah adlina yazid" on twitter : "sarahadlin"

Karena Jilbab Lebih dari Sekedar Penutup Kepala

Minggu, 23 Mei 2010 | Sarah Adlina Yazid

Senin, 19/04/2010 13:12 WIB | email | print | share

Seruak rasa sedih hadir di hati. Melihat seorang teman lama yang dulu ketika masih dalam kebersamaan begitu anggun dengan jilbab lebarnya dan gamis. Bukan yang pertama kalinya, karena sebelumnya dalam kesempatan yang berbeda, dua orang teman lamapun menyuguhkan hal yang sama di pandang mata, rok yang mengidentikkan dia adalah sorang "akhwat" telah berganti menjadi celana ketat yang sering diidentikkan dengan penampilan modis.

Sebuah diskusi kecil dengan seorang sahabat dekat membicarakan fonemena ini baru saja dilakukan. Begitu mengejutkan mendengar pengalamannya, tentang seorang temannya yang dengan mudah melepas jilbabnya demi mengejar kesenangan pribadi yang semu. Identitas kemuslimahan yang seharusnya bukan sekedar menjadi kebanggaan pada ad-dien ini, bisa dengan mudah lumat dimakan waktu dan keadaan.

Mari kita berbicara tentang kemuslimahan ini!

Allah Swt, Illah semesta alam yang Mahabijak telah memberikan aturan sedemikian rupa tentang bagaimana seorang wanita Islam memerankan tak hanya kewanitaannya, tapi juga status kemuslimahannya dalam kehidupan. Ada ketaatan-ketaatan yang seharusnya dijalani semata bukan karena mengikuti arus lingkungan yang membentuk pribadinya menjadi wanita taat, tapi ruh ketaatan yang pada hakikatnya harus mengerti mengapa dan untuk apa kita melakukannya begitu. Sadar saja tidak cukup tanpa diiringi kepahaman, pun sebaliknya kefahaman juga butuh kesadaran dalam muara keikhlasan melakukan atau meninggalkan ketetapan aturan.

Di zaman yang dengan begitu mudah informasi dan pengetahuan apapun diakses, tentunya kita semua telah mengetahuinya bagaimana Islam mengatur cara seorang muslimah berpakaian. Batasan-batasan syar'i pakaian seperti apa yang dimaksud pakaian takwa pun telah "disepakati" bersama. Tidak tipis dan transparan dalam artian tanpa dobelan ketika memakai, tidak membentuk lekuk tubuh dalam konteks pakaian
sempit/mempet dan tetap fungsi utamanya adalah sebagai pakaian takwa, bukan hiasan tubuh hingga atas nama hiasan itu seseorang menjadi begitu antusias update mode pakaian. Dan masih ada beberapa persyaratan lagi.

Syarat, menjadi tolak ukur benar tentang ketepatan syar'i tidaknya seorang muslimah mengenakan pakaian. Sehingga dalam hal ini, memenuhi semua syarat menjadi suatu kemutlakan. Pun tak perlu berdebat tentang muslimah yang pakainnya syar'i tapi hatinya masih kotor, sehingga argumen pembenaran ini muncul; "yang penting jilbabi dulu hatinya." Karena jelas ketetapan perintah itu, bahwa semua bagian fisik wajib ditutupi kecuali muka dan telapak tangan. Ini perintah yang sangat jelas, tentang bagaimana seorang muslimah memperlakukan fisiknya. Sementara hati adalah konteks lain yang tentunya juga harus diperhatikan.

Namun, masalah baru pun menemukan ruangnya untuk hadir, ketika menutup aurat bagi seorang muslimah hanya difahami sebatas perintah yang harus ditaati. Ketika hanya sebatas mampu menjawab tanya "mengapa harus menutup aurat?" dengan jawaban "karena sudah selayaknya seorang wanita Islam melakukannya begitu, dalilnya jelas dan menjadi kewajiban yang kalau dilanggar berarti dosa".

Mari kita telisik lebih dalam.

Tidak ada yang salah dengan alasan memenuhi kewajiban menutup aurat bagi seorang muslimah, karena memang demikian adanya. Namun, ketika itu hanya difahami sebagai sebuah kewajiban tanpa adanya upaya mengkaji dan mengetahui lebih dalam mengapa Allah SWT yang Maha Penyayang menginginkannya begitu, secara tidak disadari, barangkali seorang muslimah hanya menghargai jilbab sekedar penutup kepala. Padahal, ada nilai lain mampu menjadi karekter kuat alasan jilbab menjadi sesuatu yang patut di pertahankan sesuai syari'at. Sehingga diujungnya, sebuah kesimpulan hadir dari kepahaman dan kesadaran diri, bahwa menjadi muslimah adalah anugerah yang tak hanya harus disyukur tapi juga dijaga oleh diri sendiri.

Jilbab, bukan hanya sekedar penutup kepala. Tapi adalah kehormatan dan harga diri muslimah. Ya, kehormatan dan harga diri, yang dalam hubungan sosial menjadi hal yang sensitif . Sehingga jika demikian seorang muslimah memberi nilai dan arti pada jilbabnya, maka tak ada lagi "tawar menawar" syarat menutup aurat dengan berderet alasan logis namun dangkal dan menjerumuskan.

Bukankah Allah swt telah begitu luar biasa memberikan penjagaan terhadap muslimah agar tidak mudah diganggu dengan perintah diwajibkannya menutup aurat? Dan sungguh, betapa Allah Swt Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

"Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Ahzab 33; 59)


dikutip dari www.eramuslim.com

Tags: | 0 komentar

Kartini dan Muslimah Sejati

| Sarah Adlina Yazid

Selasa, 27/04/2010 14:47 WIB | email | print | share

Ibu kita kartini
Putri sejati, putri Indonesia, harum namanya
Ibu kita kartini pembela bangsa
Pembela kaumnya untuk merdeka

Masih ingat lagu kesayangan kita di waktu kecil? Lagu yang membangkitkan semangat nasionalisme dan rasa kebanggaan terhadap kontribusi dari kaum perempuan.

Perjuangan seorang Kartini bagaikan mata air di padang pasir, saat kaum perempuan dianggap lemah dan tak berdaya, beliau justru mematahkan semua paradigma terhadap perempuan, membuat dogma baru bahwa perempuan punya hak yang sama dengan kaum laki-laki dalam segala hal, yang membedakannya hanya dalam tataran konsep dasar dan hakikat bahwa perempuan berbeda dengan laki-laki. Sehingga kumpulan tulisannya pun dibukukan dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

Bahagiakah Kartini? Entahlah. Tidak ada yang tahu. Apakah ia puas dengan semua pengorbanannya untuk bangsa ini, karena sekarang kaum perempuan justeru lebih tidak dihargai bahkan oleh perempuan itu sendiri dan berkembang pemikiran yang menyetarakan laki-laki dan perempuan.

Kebanyakan kaum perempuan menilai sama antara feminisme dengan apa yang diperjuangkan oleh seorang Kartini. Begitu banyak perbedaan pendapat tentang hal ini, yang jelas konsep seorang perempuan lembut namun cerdas yang dibawa oleh puteri bupati Jepara ini sekarang sudah mulai tereduksi atas nama Hak Asasi Manusia (HAM). Lagi-lagi HAM.

Benarkah seorang Kartini berjuang untuk kebebasan yang seluas-luasnya bagi kaum perempuan? Saya yakin tidak.

Karena bagi Kartini tidak ada pendiskriminasian terhadap perempuan, bukan berarti perempuan meninggalkan peran dan fungsi sebagi seorang perempuanitu sesuai kodratnya, sebagai seorang istri, dan sebagai seorang ibu bagi anak-anaknya.

Yang jelas sebelum Kartini lahir sudah ada seorang manusia sempurna yang jauh lebih berperan dalam perjuangan untuk mengangkat derajat kaum perempuan, ia bukan seorang perempuan, namun perjuangannya membuktikan betapa Islam menghargai dan memuliakan seorang perempuan. Konsep ini terlihat dari hadis.

Penyebutan ibu tiga kali dan ayah satu kali bukannya tanpa arti, namun tersirat makna bahwa yang lebih diutamakan untuk dihargai adalah ibu, bukan berarti pula tidak menghormati ayah.

Hanya saja, seorang perempuan harus melalui masa-masa berat untuk mendapat sebutan ibu, mulai dari mengandung, melahirkan hingga menyusui dan membesarkan anak. Tak heran jika dalam Al-Qur’an surat Luqman ayat 14 dikatakan:

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.”

Perempuan dan laki-laki memang insan yang berbeda, namun dalam Al-Qur’an ditegaskan bahwa perbedaan itu hanya dalam masalah peran dan fungsi saja, bahwa seorang perempuan mempunyai fungsi sebagai : mar’atushsholihah, zaujatu muthi’ah, dan ummul madrasah berbeda dengan laki-laki.

Namun dalam masalah pendidikan, pekerjaan dan masalah teknis lainnya perempuan dan laki-laki sama asalkan perempuan tidak meninggalkan peran dan fungsinya tadi. Antara perempuan dan laki-laki mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapatkan derajat tertinggi di mata Allah yaitu taqwa.

Jika Kartini menginginkan penghapusan diskriminasi terhadap perempuan, maka Islam jauh mempunyai impian yang lebih mulia terhadap perempuan, kembalikanlah segala sesuatu kepada Al-Qur’an dan hadis.

Bahwa apapun paham-paham yang berkembang sekarang namun tetaplah menjadi jati diri seorang muslimah, seperti Siti Khadijah yang walaupun seorang saudagar, namun mampu menjalankan perannya sebagi istri dan menjadikannya seorang wanita salehah .. karena setiap muslimah adalah mutiara.
Wallahu’alam bishshowab…

Tags: | 0 komentar

Antara Gaza dan Ritz Carlton

| Sarah Adlina Yazid

Kisah yang tersisa dari tragedi di Gaza telah menggambarkan kehidupan yang pahit. Pahitnya kehidupan di Gaza benar-benar menyakitkan. Tapi kepahitan itu hanya bagi mereka yang dapat merasakannya. Tidak semua orang dapat merasakan kehidupan yang pahit, yang dialami muslim di Gaza.

Kematian yang tanpa henti. Kematian yang selalu menanti. Nyawa menjadi tidak berharga. Zionis-Israel sangat tidak peduli atas kematian-kematian mereka. Terus memuntahkan peluru dari senjata-senjatanya. Inilah sebuah tragedi, yang tanpa henti. Entah sampai kapan keadaan ini? Mungkihkah ada pembela-pembela yang sejati?

Mereka yang kehilangan sanak famili, suami, istri, anak, orang tua, dan keluarga lainnya. Betapa pahitnya hidup muslim di Gaza. Mereka selalu kehilangan orang-orang terdekat. Seperti kisah yang sudah panjang itu tak pernah usai. Betapapun, mereka tetap bersabar, tak pernah putus asa, dan hidup dengan penuh pengharapan. Mereka terus berjuang dengan gigih, tanpa merasa letih.

Kisah seperti yang dialami oleh Dr. Ehab Jasir al-Shaer, seorang dokter, dan mengambil spesialis dibidang dermatology, dan menyelesaikann spesialisnya di Universitas Ukraina, dan ia tidak ada dikliniknya, saat 27 Desember 2008 itu. Hari itu, Ehab dan saudaranya Raja, pamannya Yasir, sepupunya Haitham dan Tamer, semuanya mereka tinggal di kota perbatasan Rafah yang letaknya di selatan kota Gaza.

Jam 10 pagi waktu setempat, anak saya, saudara saya, dan ipar saya pergi ke kantor pemerintahan Rafah. Dan, sampai ke kantor kota Rafah, kira-kira jam menunjukkan pukul 11.30, dan saya mendengar ledakan dahsyat di mana-mana, ungkap Jaser al-Shaer (60), ayah Dr. Ehab. Ketika terjadi ledakan yang dahsyat di mana-mana itu, Jaser al Shaer sedang di atas sofa ditempat praktek klinik Ehab.

Jaser el-Shaer diberitahu tetangganya, yang berdekatan dengan rumahnya bahwa gedung pemerintahan di Rafah, baru saja dihantam missil pesawat tempur Israel. Lalu, hati saya menjadi tersayat sedih. Membayangkan anak saya, saudara saya, dan ipar saya yang ada di gedung itu. Saya bergegas meninggalkan rumah, terus menuju ke gedung pemerintahan Rafah.

Di reruntuhan gedung pemerintahan Rafaf itu, saya menemukan anak saya Ehab, saudara saya Yasir, dan anaknya Haitam, yang ikut syahid, akibat missil Israel’ ujar Jaser. Laki-laki yang berusia 60 tahun itu, terduduk dan termangu memandangi jenazah anaknya Ehab, saudaranya Yasir, dan putra Haitam.

Wajah Ehab nampak tersenyum seperti orang tidur, ujar Jaser al Shaer. “Ia seorang suami yang penuh kasih sayang, lembut, dan suami yang bertanggungjawab”, ujar Nancy Jouda, istri Ehab, sambil menitikkan air matanya.

Umm Ehab, seorang ibu yang sangat mencintai putranya, ia tak dapat menghentikan rasa sedihnya, tangisnya terus mengiringi anaknya, yang terbaring di depannya. “Apakah semua penderitaan bagi saya,” ungkap Nancy, yang sedang hamil tiga bulan. “Adakah anakku tak dapat lagi melihat ayahnya,” tambah Nancy. Sekarang Nancy menjadi seorang janda, yang masih berusia 28 tahun, disertai seorang anak laki-laki dan perempuan.

Episode yang dialami seorang wanita Palestina, sebagai akibat kebiadaban Israel. Keluarga Jasir al Shaer berada di kamp pengungsi di tahun 1948, ketika keluarga itu diusir oleh tentara Israel di desa Karatiya, dan kelurga Jaser merupakan salah diantarar 450 penduduk Karatiya, yang oleh Israel sekarang ini dianggap sebagai masyarakat tidak memiliki tempat tinggal.

Keluarga Jaser telah kehilangan dua anaknya, di bulan Mei 2004, dibantai oleh tentara Israel. Sekarang Jaser harus kehilangan lagi anaknya, Ehab. Serangan Israel yang terjadi di bulan Mei 2004 itu, ke wilayah Tal al Sultan, yang terletak di selatan kota Rafah.

Para pasien Ehab sangat terkejut mendengar kabarnya, bahwa dokter Ehab syahid. “Saya telpon kepadda Dr. Ehab untuk konfirmasi janji saya, tetapi yang menjawab bukan Dr. Ehab, tetapi saudaranya yang bernama Shirin,” ujar seorang pasien. “Saya berteriak, mendengar Dr. Ehab syahid saya bersedih sekali,” tambah pasien itu.

Dr. Ehab al-Shaer mulai praktek di sebuah klinik di kota Rafah, 2006, dan melakukan praktek dermatology.Selama setahun telah mendapatkan perhatian yang luas dikalangan masyarakat Rafah, dan mereka sangat menyukai Dr. Ehab. Dan, Dr. Ehab membuka cabang klinik di kamp Nuseirat, di pusat kota Gaza.

Ini hanya sepenggal episode, saat belangsungya invasi militer Zionis-Israel ke Gaza, yang meluluh-lantakkan wilayah itu. Tetapi, tak juga membuat pemerintahan di Gaza mengibarkan bendera putih. Tetap bersikap teguh menghadapi Israel, Amerika, Uni Eropa, Rusia dan PBB. Tidak lantas menyerah dan bertekuk lutut. Mengakui eksistensi Zionis-Israel.

Muslim di Gaza sudah hampir empat tahun, menghadapi embargo dan blokade Israel dan internasional, sejak kemenangannya dalam pemilu 2006, dan disusul dengan pengambil-alihan pusat kekuasaan Mahmud Abbas di Gaza.

Muslim Gaza bukan hanya menghadapi embargo dan blokade, tetapi menghadapi kekurangan pasokan makanan, penderitaan, dan tidak dapat pergi ke mana-mana, mereka bagaikan dalam penjara hidup. Masih ditambah dengan tindakan Mesir, yang membangun tembok baja, sepanjang perbatasan Mesir dengan Gaza. Luar biasa penderitaan itu.

Sementara itu, Zionis-Israel terus membangun pemukiman baru di Jerusalem Timur, dan menghancurkan rumah-rumah milik warga Palestina. Masih belum cukup. Zionis Israel dengan bertahap berusaha menghapus Al-Aqsha dan menggantinya dengan kuil Sulaeman.

Di bagian lain, di Jakarta, konon ada sebuah komunitas gerakan Islam yang menyelenggarakan acara di sebuah hotel yang super mewah di Ritz Carlton, yang tujuannya untuk membangun citra. Begitu pentingnya sebuah citra itu? Di banding nasib muslim di Gaza dan Al-Aqsha. Dan, hotel Ritz Carlton itu milik siapa?

Sebuah paradok yang sangat menyayat hati, bagi siapapun yang masih memiliki hati nurani dan perasaan. Wallahu'alam.

Tags: | 0 komentar

Pemukim Yahudi Protes Pembangunan Kota Baru untuk Palestina

| Sarah Adlina Yazid

Gambar 3D rancangan kota Al-RawabiGambar 3D rancangan kota Al-Rawabi
Pemukim illegal Yahudi Israel mendirikan sebuah pos terdepan di tanah Palestina di utara Ramallah Tepi Barat, di sebuah kota Palestina bernama al-Rawabi yang sedang dibangun.

Sekitar 100 pemukim Yahudi berkumpul di daerah tersebut pada hari Ahad kemarin (23/5) mengklaim bahwa mereka akan membangun pos terdepan dan tetap di tanah itu sepanjang waktu untuk memprotes pembentukan kota baru, yang khusus untuk warga Palestina.

Ratusan pemukim sebelumnya telah berdemonstrasi di Ramallah pada hari Jumat lalu terhadap pembentukan kota tersebut, kantor berita Palestina Wafa melaporkan Ahad malam.

Meskipun adanya rintangan yang dibuat oleh pemerintah Israel, pembangunan kota tetap berlangsung yang akan menjadi proyek konstruksi terbesar dalam sejarah modern Palestina. Al-Rawabi akan menjadi kota pertama yang didirikan di wilayah yang berada di bawah kekuasaan Otoritas Nasional Palestina.

Proyek ini diharapkan akan selesai dalam jangka waktu lima tahun dengan perkiraan biaya sebesar $ 700 juta. Ketika pembangunan kota ini selesai, akan menjadi rumah sekitar 40.000 warga Palestina.(fq/prtv)

Tags: | 0 komentar

10 Resep Awet Muda

| Sarah Adlina Yazid

Kulit sehat

VIVAnews - Selalu ingin terlihat muda adalah dambaan banyak orang. Namun, untuk menjaga keremajaan kulit dan tubuh, seringkali banyak wanita menghalalkan segala cara, termasuk tergoda mencicipi berbagai macam produk kosmetik.

Padahal, jika salah memilih produk justru bisa membuat kulit terlihat lebih tua dan cepat keriput. Bila ingin terlihat muda dan segar setiap hari, coba tips tampil awet muda yang dikutip dari laman Modernmom.com berikut:

1. Gunakan pelembab

Untuk menjaga kulit tetap segar dan lembab, gunakan pelembab kulit di wajah dan tubuh. Pilih pelembab yang cocok untuk Anda, dan oleskan dua kali sehari secara rutin, pagi dan sore hari setelah mandi.

2. Coba pemutihan gigi alami

Seiring waktu, warna gigi bisa menguning akibat konsumsi kopi, teh atau wine. Kondisi ini membuat Anda terlihat lebih tua. Anda dapat memutihkan gigi dengan cepat dengan produk alami. Gunakan stroberi yang dicampur dengan soda kue dipercaya mampu memutihkan gigi dalam sekejap. Atau, menggosok gigi secara rutin, juga bisa menghilangkan noda pada gigi.

3. Tersenyum

Perilaku sederhana ini bisa membuat wajah Anda lebih segar dan cerah. Tersenyum juga membuat Anda merasa muda.

4. Tidur cukup

Kurang tidur bisa menyebabkan mata terlihat bengkak, kulit pucat dan kusam dan kulit wajah terlihat mengendur. Untuk itu lakukan tidur yang cukup 7-8 jam per malam agar penampilan Anda terlihat lebih segar.

5. Gunakan kosmetik tepat

Kulit kering bisa memperlihatkan usia lebih tua. Jangan menggunakan kosmetik dengan serbuk tabur jika kulit Anda termasuk jenis kulit kering. Karena, serbuk tabur cenderung membuat garis-garis halus dan kerutan terlihat lebih nyata. Lebih baik, gunakan produk cream, agar guratan halus tersamarkan.

6. Gunakan selalu tabir surya

Gunakan selalu tabir surya untuk melindungi kulit Anda. Khsus untuk wajah, hanya gunakan di daerah T (dahi, hidung, dan area dagu), jika Anda memiliki kulit berminyak.

7. Hindari maskara terlalu tebal

Usap Mascara dengan tisu sebelum menerapkannya ke bulu mata agar tampak lebih alami. Dan, gunakan pelentik bulu mata sebelum menggunakan maskara.

8. Bibir lembab

Gunakan lipstik yang memiliki pelembab, hindari lipstik matte, karena bisa membuat bibir terlihat kering, dan menimbulkan garis di bibir. Jika Anda tidak ingin mengenakan lipstik berwarna, coba lip balm atau lip gloss. Nuansa sedikit gelap dari warna alami bibir akan mencerahkan kulit Anda.

9. Perbanyak air putih

Minum 6-8 gelas sehari adalah jumlah yang disarankan, dan akan menjaga kulit terhindar dari dehidrasi.

10. Berdiri Tegak

Berdirilah tegak dan percaya diri. Tidak hanya akan membuat Anda terlihat lima tahun lebih muda, itu akan membuat Anda terlihat lebih kurus 4 kg dalam hitungan detik. (umi)

Tags: | 0 komentar

Langsing Instan dengan Empat Cara Unik

| Sarah Adlina Yazid

VIVAnews - Rusaknya program diet bisa dipengaruhi banyak hal. Tidak hanya faktor internal tetapi juga eksternal. Dokter Mehmet Oz, dokter favorit Oprah Winfrey, mengungkap hal yang mungkin tidak Anda sangka, dapat merusak diet.

Ia membagi empat rahasia unik, yang bisa Anda lakukan untuk mendukung program penurunan berat badan.

1. Hindari warna hangat

Warna-warna hangat seperti kuning, merah muda, oranye, ungu, emas ternyata bisa merusak diet Anda. Warna tersebut bisa membangkitkan nafsu makan. Jadi, jangan heran jika banyak restoran atau tempat makan, menjadikan warna-warna hangat sebagai warna utama.

Untuk itu, hindari menggunakan warna hangat di dapur atau ruang makan di rumah. Untuk mendukung diet, gunakanlah warna biru, karena menurut penelitian warna biru bisa mengurangi hasrat makan hingga 30 persen.

2. Hindari tempat makan transparan

Dalam sebuah penelitian dalam International Journal of Obesity, wanita akan makan 71 persen lebih banyak jika makanan disimpan dalam wadah transparan. Makanan memang akan terlihat sangat menggoda jika disimpan dalam wadah transparan. Untuk itu, pilih mangkuk atau wadah keramik yang gelap dan tidak transparan.

3. Hirup aroma buah

The Smell & Taste Foundation di Chicago, Amerika Serikat, menemukan menghirup aroma buah bisa membuat Anda makan lebih sedikit. Untuk itu sebelum makan, hirup atau makan buah terlebih dahulu. Selain Anda mendapat asupan serat, porsi makan Anda bisa berkurang.

4. Hindari lampu remang

Orang akan cenderung makan lebih banyak, jika tidak terlalu jelas melihat makanan. Jadi, selalu pasang lampu terang di dapur dan ruang makan. Hindari makan di penerangan yang minim.

Tags: | 0 komentar

Al-Qur`an Membawanya Terbang Ke Negeri Kanguru

| Sarah Adlina Yazid

Senin, 24/05/2010 07:49 WIB

Oleh M. Arif As-Salman

Ia masih berdiri penuh khusyuk di atas hamparan sajadah yang mulai tampak lusuh itu. Sajadah yang telah bertahun-tahun menemani tahajud-nya. Ia rasakan dirinya tengah berdiri di hadapan Allah yang Maha Agung, yang melihat setiap gerak-geriknya, mendengarkan semua yang ia ucapkan. Tuhan yang mengetahui segala isi hatinya.

Air matanya mengalir deras. Jiwanya berguncang hebat. Hampir saja ia jatuh pingsan. Ayat-ayat yang ia baca membuat dadanya bergemuruh. Perasaannya diaduk-aduk oleh keindahan ayat-ayat Sang Maha Pengasih. Ketika ia membaca ayat-ayat tentang azab hatinya dipenuhi rasa takut yang luar biasa. Ia membayangkan bahwa dirinya yang tengah diseret para malaikat berwajah bengis ke jurang neraka. Ia merasa dirinyalah yang dibakar di dalamnya. Begitulah setiap malam. Tak pernah absen. Tak pernah tertinggal.

"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa pada Tuhannya dengan penuh rasa takut dan penuh harap.." (QS As-Sajdah: 16).

Cintanya pada Sang Pencipta telah melebihi segala cinta. Yang tak terduakan oleh siapapun dan apa saja. Kerinduannya pada Sang Pemilik Jiwa tak lagi dapat ia bendung. Air mata kerinduan selalu membasahi taman hatinya. Saat di sepertiga akhir malam lah ia merasa dapat melabuhkan penuh utuh rasa cinta yang menyesak itu pada Sang Kekasih. Namun demikian, kerinduannya semakin memuncak dan tak tertahankan.

Ia tinggalkan kasur yang empuk demi merasakan nikmatnya bercinta dan bermunajat dengan Penguasa Setiap Jiwa. Ia lawan rasa kantuk yang bergelayut di pelupuk mata demi menumpahkan gejolak jiwa yang selalu menyesak di dada. Ia tahan berdiri panjang di atas hamparan sajadah demi mentababburi setiap ayat yang ia baca. Ia jatuhkan keningnya ke atas bumi demi menghinakan dirinya di hadapan Tuhan yang Maha Mulia. Cinta dan rindu telah membuatnya gila. Cinta dan rindu telah menjadikannya mabuk dalam rasa yang tak terkira.

Allah maha besar! Tidak ada yang lebih Agung dari Allah untuk disembah. Kepada-Nya semua makhluk akan dikembalikan. Ia berdiri penuh tunduk di hadapan Allah. Di hadapan Tuhan maha Agung yang ia cintai dengan segenap hatinya. Ia merasa dirinya begitu kerdil dan hina di hadapan Allah. Di hadapan Tuhan yang menciptakan langit bertingkat-tingkat. Di hadapan Tuhan yang menciptakan gugusan bintang-bintang. Di hadapan Tuhan yang menciptakan matahari, bulan dan segenap apa yang ada di jagat raya. Setiap ayat yang ia baca, ia tadabburi. Ia resapi dalam-dalam maknanya. Ia baca dengan penuh penghayatan jiwa.

"Dengan nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Alif laam miim. Turunnya al-Qur`an yang tidak ada keraguan di dalamnya, (adalah) dari Tuhan semesta alam. Tetapi mengapa mereka (orang kafir) mengatakan, "Dia Muhammad mengada-adakannya". Sebenarnya al-Qur`an itu adalah kebenaran dari Rabb-mu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu, mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk. Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari pada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?"

"Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.Yang demikian itu ialah Tuhan yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur."

"Dan mereka berkata, "Apakah bila kami telah lenyap (hancur) dalam tanah, kami benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru?" Bahkan mereka ingkar akan menemui Tuhannya. Katakanlah, "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan."

"Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata), 'Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin'. Dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada tiap- tiap jiwa petunjuk, akan tetapi telah tetaplah perkataan dari padaKu, 'Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka Jahannam itu dengan jin dan manusia bersama-sama'. Maka rasailah olehmu (siksa ini) disebabkan kamu melupakan akan pertemuan dengan harimu ini. Sesungguhnya Kami telah melupakan kamu (pula) dan rasakanlah siksa yang kekal, disebabkan apa yang selalu kamu kerjakan."

Tangisnya semakin pecah dan berderai. Ia seolah tak sanggup untuk berdiri. Dadanya bergemuruh hebat. Rasa takut luar biasa mencekam hatinya. Tubuhnya bergetar hebat. Ia menggigil. Ayat itu kembali ia ulang.

"Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka Jahannam itu dengan jin dan manusia bersama-sama'. Maka rasailah olehmu (siksa ini) disebabkan kamu melupakan akan pertemuan dengan harimu ini. Sesungguhnya ..."

Pemuda yang bernama Utsman itu tidak kuasa lagi melanjutkan bacaannya. Tangisnya semakin deras. Ia ulangi lagi dengan sekuat tenaganya, tapi tetap tak bisa. Nafasnya tidak beraturan. Dadanya semakin sesak. Ia kerahkan lagi seluruh kemampuannya. Ia tak sanggup lagi untuk bertahan, tiba-tiba ia rasakan tulang-tulangnya dilolosi satu persatu, ia jatuh tak sadarkan diri.
[][][]

"Assalamu`alaikum akhi Utsman, maaf jika sekiranya saya mengganggu," seorang pemuda memakai kopiah putih, berkacamata minus dan memakai baju koko berwarna biru tua dan sarung cokelat mendekati Utsman yang tengah khusyuk membaca Adzkar Pagi sambil menunggu waktu syuruq di Mesjid Nurul Huda, Kawasan Gamik.

"Wa`alaikum salam akhi Junaidi, apa kabar? Ada yang bisa saya bantu?" balas Utsman penuh senyum dan ramah.
"Alhamdulillah sehat. Begini akhi, saya dapat info melalui Milis KMM tentang tawaran jadi Imam Tarawih Ramadhan di Australia. Saya kira info ini sangat bermanfaat buat akhi. Ini kertas pengumumannya saya print tadi malam di warnet," lanjut Junaidi sambil memperlihatkan dua lembar kertas pada Utsman.

Utsman meraih dua lembar kertas itu. Ia baca sekilas. Ia amati isinya.

"Bagaima akhi?"
"Tawaran yang menarik. Terima kasih banyak infonya akhi. Insya Allah saya akan coba mengikuti tesnya nanti. Mudah-mudahan Allah berkenan memberi taufik-Nya pada saya untuk menjadi yang diterima, insya Allah."
"Insya Allah, akhi. Saya tidak meragukan kemampuan akhi. Saya sangat yakin 100% akhi bisa lulus dalam seleksi nanti, insya Allah."
"Amin. Mohon doanya akhi."
"Insya Allah akhi, mungkin itu dulu, saya harus pulang cepat, saya hari ini ada tugas piket masak. Jika ada hal yang perlu saya bantu, akhi nanti tinggal menghubungi saya."
"Insya Allah, terima kasih infonya dan juga bantuannya, semoga Allah membalas kebaikan akhi, amin."
"Amin."
"Baik, saya pamit dulu ya, assalamu`alaikum," ucap Junaidi sambil menyalami Utsman penuh hangat.
"Wa`alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh."
[][][]

Empat hari berlalu. Utsman dan Junaidi bertemu kembali di mesjid Nurul Huda selepas shalat ashar. Saat itu Utsman tengah membaca Adzkar Petang. Junaidi agak berat mendekati Utsman. Ia mencoba menahan diri dengan mengulang hafalan al-Qur`an sambil menunggu selesainya Utsman membaca Adzkar Petang. Setengah jam lebih berlalu. Utsman terlihat selesai membaca Adzkar Petang yang menjadi rutinitas hariannya. Junaidi segera menghampiri Utsman.

"Assalamu`alaikum Utsman."
"Wa`alaikum salam akhi Junaid. Apa kabarnya?"
"Alhamdulillah saya sehat, semoga akhi juga sehat, amin."
"Alhamdulillah saya juga sehat."
"Bagaiman tentang tawaran kemaren. Jadi akhi ikut?"
"Insya Allah. Semua persyaratan sudah dikirim via email pada Panitia. Tinggal mengikuti tesnya besok di Markaz PERSIS. Mohon doanya ya, semoga saya sukses."
"Insya Allah, saya akan bantu dengan do`a. Saya yakin akhi bisa lulus."
"Bagaimana akhi begitu yakin pada saya?"
"Karena saya melihat tajwid akhi bagus sekali. Begitu juga iramanya, mantap banget."
"Dari mana akhi tahu kalau bacaan saya bagus?"
"Ketika akhi jadi imam shalat jahr di mesjid ini dan sewaktu jadi imam tarawih di mesjid ini juga."
"Menurut saya, masih banyak yang lain yang lebih baik dari saya. Akhi terlalu berlebihan menilai."
"Saya kira, saya tidak berlebihan menilai. Ini betul-betul penilaian yang natural, setelah saya coba bandingkan dengan bacaan teman-teman yang pernah saya dengar. Mereka masih kalah jauh dari akhi. Saya cukup terkagum dengan bacaan akhi. Saya merasakan akhi membaca dengan ikhlas, penuh penghayatan dan tadabbur. Betul-betul mampu mengetuk hati dan mengaduk rasa. Itulah yang saya rasakan setiap kali shalat di belakang akhi saat akhi memimpin shalat jamaah. Tidak hanya saya yang merasakan itu, tapi teman-teman lain juga merasakannya."

"Saya hanya biasa saja akhi. Jika memang ada kebaikan, itu semua adalah pemberian Allah semata."
"Ya, saya tahu itu adalah anugerah dari Allah pada hamba-hamba yang Ia pilih di bumi untuk menjadi ahli-Nya. Satu lagi, sewaktu akhi jadi imam dua hari yang lalu, ketika akhi membaca surat al-Qiyamah, seorang kakek yang usianya saya taksir 60 tahun menangis tersedu-sedu mendengar bacaan akhi. Sepertinya beliau begitu meresapi dan menghayati bacaan yang ia dengar."
"Alhamdulillah, semuanya adalah pemberian Allah."
"Boleh saya bertanya pada akhi?"
"Iya, silahkan. Saya akan menjawab sebisanya."
"Bisa diceritakan bagaimana proses akhi menghafal al-Quran sampai menjadi seperti sekarang ini?"
"Apa yang perlu saya ceritakan dan apa yang ingin akhi ketahui tentang saya?"

"Mungkin bisa diceritakan masa lalu, bagaimana orang tua mendidik akhi dan adik-adik akhi?"
"Baiklah. Saya akan sedikit bercerita pada akhi, mudah-mudahan ada pelajaran yang bisa diambil, insya Allah. Saya tinggal di kampung, tepatnya di sebuah kampung bernama Nagari Kamang-Hilir. Ayah saya hanya seorang petani. Sehari-hari ke sawah dan ke ladang. Berangkat pagi selepas shalat duha dan pulang sebelum ashar. Sedangkan Ibu saya seorang Ibu rumah tangga. Alhamdulillah ayah dan ibu telah selesai menghafal al-Quran saat masih sekolah tingkat Tsanawiyah. Bahkan sewaktu malam pengantin mereka lewati dengan membaca al-Quran dari setelah isya menjelang subuh. Niat mereka agar semua anak-anak yang lahir menjadi penghafal dan pecinta al-Quran. Kami bersaudara berempat. Saya anak pertama dan terakhir adalah perempuan. Sejak kecil saya telah diajarkan membaca al-Quran. Tepatnya sejak umur 2 tahun saya telah diajarkan mengenal huruf-huruf hijaiyah dan membaca al-Qur`an. Pada umur 6 tahun saya telah selesai menghafal al-Qur`an."

"Bagaimana dengan adik-adik akhi?"
"Orang tua kami menerapkannya pada kami semua. Alhamdulillah pada usia 6 tahun kami semua telah selesai menghafal al-Qur`an. Selanjutnya dari umur 6-8 tahun kami mulai menghafal Kitab Sahih Bukhari. Pada usia 8-10 tahun kami menghafal Kitab Sahih Muslim. Dan dari umur 10-15 tahun kami menghafal kitab-kitab hadits yang lain, seperti Sunan Abi Daud, Sunan Tirmidzi, Sunan Ibnu Majah, Sunan An-Nasai, dllnya. Sedangkan pada usia 15-18 kami dimasukkan ke Pesantren. Disana kami belajar Bahasa Arab, Tafsir, Hadits, Fiqh, Aqidah, Sirah dan lainnya.

"Masya Allah, sebuah keluarga luar biasa. Dimana adik-adik akhi sekarang?"
"Adik saya yang nomor dua, sekarang belajar di Riyadh, Universitas Imam Ibnu Su`ud. Adik yang nomor tiga tengah belajar di Fakultas Kedokteran di Universitas Andalas, Padang. Sedangkan adik yang nomor empat atau yang terakhir insya Allah tahun ini akan selesai dari Pesantren dan rencana akan melanjutkan kuliah ke LIPIA Jakarta. Begitulah kami digembleng oleh orang tua sejak kecil. Semua ini merupakan karunia dan anugerah dari Allah."

"Benar-benar pembinaan yang luar biasa. Saya kagum dengan kedua orang tua akhi. Semoga suatu saat nanti, ketika saya telah menikah saya dapat mengikuti jejak orang tua akhi. Amin."

"Insya Allah, semoga terkabul akhi, amin. Mungkin itu yang bisa saya ceritakan pada akhi."

"Cerita yang sangat menginspirasi dan menggugah. Saya yakin siapapun yang mendengar kisah ini pasti akan terinspirasi. Sangat mencerahkan dan patut dijadikan teladan. Sudikah kiranya akhi membacakan hadits-hadits dari yang pernah akhi hafalkan tersebut, untuk memotivasi saya membaca dan menghafal al-Quran, mudah-mudahan setelah mendengarkan hadits-hadts itu saya semakin termotivasi dan giat menghafal al-Qur`an."

"Insya Allah. Saya akan coba bacakan beberapa hadits. Dari Utsman radhiyallahu `anhu berkata, Rasululllah shallallahu `alaihi wasallam bersabda, "Orang yang terbaik diantara kalian ialah yang belajar al-Qur`an dan mengajarkannya." Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari, Abu Daud, at-Tirmidzi, an-Nasai, dan Ibnu Majah."

"Dari Abdullah bin Umar radhiyalahu `anhu berkata, Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda, "Pada hari kiamat kelak akan diseru kepada ahli al-Quran, 'Teruskanlah bacaan Qur`anmu dan teruskanlah menaiki surga tingkat demi tingkat dan bacalah dengan tartil seperti yang telah engkau baca di dunia, karena sesungguhnya tempat terakhirmu adalah dimana engkau telah sampai pada ayat terakhir yang kamu baca." Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad, at-Tirmidzi, Abu Daud, an-Nasai, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban."

Dari Ibnu Mas`ud radhiyallahu `anhu berkata, Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan adalah sama dengan sepuluh kali lipat pahalanya. Saya tidak mengatakan bahwa alif-lam-mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf." Hadits ini diriwayatkan oleh at-Tirmidzi."

Hadits lainnya adalah dari Mu`adz al-Juhani radhiyallahu `anhu berkata, Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang membaca al-Qur`an dan mengamalkan isi kandungannya, maka kedua orang tuanya akan dipakaikan mahkota pada hari kiamat yang sinarnya lebih terang daripada cahaya matahari jika sekiranya matahari itu berada di rumah-rumah kamu di dunia ini. Bagaimana menurut kalian mengenai orang yang mengamalkannya sendiri?". Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud.

"Akhi Junaidi, sangat banyak hadits yang bisa dijadikan motivasi. Saya hanya menyebutkan beberapa saja. Semoga dengan yang sedikit ini mampu memotivasi akhi Junaidi."
"Baarakallaahu fii ilmik, akhi alhabib. Saya sekarang sangat tercerahkan dan termotivasi. Terima kasih banyak sudah berkenan berbagi dengan saya. Saya merasa sangat beruntung bisa berkenalan dengan akhi Utsman. Semoga persahabatan kita diridhai Allah dan berkekalan ke akhirat nanti, amin."
"Amin. Sama-sama akhi. Saya juga senang bisa berkenalan dengan akhi. Banyak kebaikan yang bisa saya ambil dari akhi, alhamdulillah."
"Ah, saya ini orangnya biasa saja. Gak ada apa-apanya dibandingkan dengan akhi. Masih jauh dan masih banyak kurangnya."
"Jangan terlalu merendah akhi. Tetap bersyukur dengan apa yang Allah berikan, dan terus giat melakukan kebaikan."
"Iya, insya Allah. Sekali lagi terima kasih telah sudi berbagi dan menyampaikan ilmunya, jazakumullahu khairan."
"Wa iyyak, akhi Junaidi," jawab Utsman penuh senyum.
[][][]

Mesjid Nurul Huda di Kawasan Gamik mulai lengang. Hanya beberapa orang dari mahasiswa dan orang Mesir yang masih menetap di dalam Mesjid. Mereka tengah membaca adzkar pagi, mentasmi` hafalan al-Quran dan membaca buku. Utsman pun tengah sibuk berzikir pada Allah. Ketika waktu syuruq telah masuk, 15 menit setelahnya Utsman shalat dua rakaat. Shalatnya begitu khusyuk, tenang dan panjang.

Setiap ayat ia baca dengan penuh penghayatan. Sesekali ia menyeka air mata yang menetes di kedua pipinya dengan jari-jari tangan kanannya. Usai shalat sebuah SMS masuk ke Hp-nya. Ia buka sejenak SMS itu, dari Haris Abdullah, Panitia Pelaksana Tes Imam Tarawih di Australia. Ia baca pesan itu dengan tenang.

"Assalamu`alaikum akhi Utsman. Alhamdulillah dari 13 orang yang ikut tes kemaren akhi yang terbaik dan diterima. Selamat akhi. Kami berharap kita bisa bertemu hari ini untuk membicarakan langkah selanjutnya di Markaz PERSIS setelah Ashar. Baik, kami tunggu kedatangan akhi nanti, terima kasih. Wassalamu`alaikum Wr.Wb."

Ustman tak dapat menahan rasa bahagianya. Ia lalu bersujud syukur, menumpahkan kebahagiaan dan rasa syukurnya pada Allah, Sang Pemberi Rizki. Tanpa terasa air matanya mengalir kembali. Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya menjadi sempurna kebaikan.
[][][]

NB: Diantara yang menjadi inspirasi penulisan Kisah ini adalah pertemuan dua hari yang lalu dengan sahabat saya yang mengikuti tes jadi Imam Tarawih Ramadhan di Australia. Semoga dapat memotivasi kita semua, insya Allah. Jika kita belum bisa mewujudkan saat ini, semoga anak dan cucu kita kelak yang akan mewujudkannya. Amin.

Tags: | 0 komentar